Wisata Religi Goa Maria Tritis ( Sejarah Singkat Goa Maria Tritis )
saptopranowo 28 Oktober 2016 11:44:18 WIB
Seputar Sejarah Goa Maria Tritis
Pada tahun 1975 Romo Hardjosudarmo, SJ bertugas di Paroki Wonosari. Beliau juga membina para murid SD Sanjaya di Dusun Pengos, Kelurahan Giring, Kecamatan Paliyan. Pada tanggal 25 Desember1975 itu beliau bersama para murid SD Sanjaya merayakan misa natal di gedung SD Sanjaya karena waktu itu di lingkungan SD Sanjaya belum mempunyai kapel. Setiap akan diadakan Misa Natal, Romo membuat “gua” dari kertas. Melihat hal itu ada seorang murid berkata kepada Romo,”Romo, tidak usah membuat gua dari kertas, karena di tempat saya ada gua asli.” Lalu Romo itu bertanya,”gua asli bagaimana ?” Murid itu hanya menjawab,”Gunung itu growong (berlobang besar).”
Maka pada suatu hari Romo diantar oleh muridnya itu ke gunung growong itu. Sampai di dalam gua Romo kagum dengan keindahan alam yang baru pertama kali dijumpainya, sehingga Romo berniat menjadikan gua tersebut sebagai tempat berdoa bagi umat katolik.
Tak lama setelah peristiwa itu Romo menemui Bpk. R. Radio Sutirto, Kepala Desa Giring. Tujuannya adalah untuk meminta izin agar Gua Tritis boleh dipergunakan untuk berdoa bagi umat Katolik. “Pak, bagaimana kalau Gua Tritis itu saya jadikan tempat sembayangan bagi umat katolik ?” Tanpa menunggu keesokan harinya Bapak kepala desa itu menyetujui permintaan Romo Hardjosudarmo, SJ itu. Berkat dukungan dan kerja sama masyarakat dusun bulu jalan menuju ke gua dalam waktu kurang lebih satu bulan sudah dapat dilewati walaupun waktu itu keadaanya belumlah sempurna seperti sekarang. Dan pada tahun 1979 Gua Maria Tritis diresmikan oleh Romo Lamers, SJ dengan memasang Patung Bunda Maria. Sejak saat itu tempat itu dinamai Gua Maria Tritis.
Gua Maria Tritis terletak di tepi Jalan Lingkar Selatan Gunungkidul tepatnya di Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan. Dari Yogyakarta hanya berjarak 50 km. Para peziarah yang ingin berkunjung ke Tritis dapat mengikuti jalur utama Yogyakarta – Patuk – Pertigaan Gading – Playen – Paliyan – Pasar Trowono – Singkil. Sedangkan jalur alternatif lainnya adalah Yogyakarta – Imogiri – panggang – Paliyan – Pasar Trowono – Singkil.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |